Translate

Jumat, 23 April 2010

Diknas Berbicara Masalah Bimbel



Sekolah sebagai sebuah wadah pembelajaran dan pendidikan, kini  seolah kurang memberi asupan yang cukup kepada peserta didik. Hal itu dapat kita lihat dengan semakin banyaknya pelajar yang ikut dalam program Bimbingan Belajar (Bimbel). Bimbel di kota Padang sendiri sekarang ini bisa dikatakan telah menjadi pusaran yang cukup besar dan banyak para pelajar yang menenggelamkan diri ke dalamnya. Kenapa hal ini terjadi ? Salah satu penyebabnya adalah kekurangpuasan pelajar dengan materi yang ia pelajari di sekolah.  Bahkan, Apfryyadi, siswa SMA 10 Padang menuturkan bahwa salah satu alasannya ikut bimbel yakini guna mengejar pelajaran yang kurang dimengerti di sekolah.

Menyikapi hal ini, Bapak Bambang Sutrisno selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang menyampaikan kekecewaannya. Menurut beliau, keikutsertaan pelajar dalam program bimbel kurang efisien mengingat biaya yang dikeluarkan untuk bimbel jauh lebih besar daripada biaya sekolah. Ketika ditanyai mengenai langkah apa yang bisa dijadikan solusi untuk permasalah siswa yang merasa kurang mengerti palajaran sekolah, beliau menyampaikan bahwa ini bias diubah dengan mengubah pula mindset pelajar itu sendiri. “Banyak pelajar yang kurang menghormati guru, itu bias menjadi salah satu penyebab kurang berhasilnya proses belajar mengajar di sekolah,” kata beliau.


Beliau juga menambahkan solusi untuk permasalah ini bisa dengan membentuk suatu kelompok belajar yang tediri dari 10 siswa terbaik di kelasnya digabung dengan teman-teman lain yang kurang mampu atau kurang mengerti pelajaran. Kelompok ini bisa ditambah dengan mengundang dosen dari Universitas yang ada di kota Padang. “Dengan begitu, biaya bisa ditekan dan sekaligus dapat membantu teman-teman lain,” ucap Bapak BAmbang pula. Mengenai program yang dinamakan study club ini pula, rencananya Dinas Pendidikan akan mengkomunikasiakn ke pihak-pihak terkait, diantaranya Kepala Sekolah, Wali Murid, dan siswa sendiri.

Selain itu, menindak lanjuti permasalah adanya oknum guru yang terkadang tidak mampu mengkomunikasiakn pelajaran dengan baik, Dinas Pendidikan kota Padang akan melakukan semacam instrumen dimana guru yang biasanya menilai murid, kini justru akan memperoleh penilaian dari muridnya. 

“Kita akan memberi semacam kusioner kepada murid yang nantinya kusioner tersebut dinilai oleh tim yang telah disediakan,” kata Pak Bambang. Dalam hal ini, guru yang dirasa masih belum memperlihatkan kinerja yang cukup baik akan disarankan untuk belajar kembali.(*)

::tulisan ini dimuat di www.inioke.com

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites