Sekolah sebagai sebuah wadah pembelajaran dan pendidikan,
kini seolah kurang memberi asupan yang
cukup kepada peserta didik. Hal itu dapat kita lihat dengan semakin banyaknya
pelajar yang ikut dalam program Bimbingan Belajar (Bimbel). Bimbel di kota
Padang sendiri sekarang ini bisa dikatakan telah menjadi pusaran yang cukup
besar dan banyak para pelajar yang menenggelamkan diri ke dalamnya. Kenapa hal
ini terjadi ? Salah satu penyebabnya adalah kekurangpuasan pelajar dengan
materi yang ia pelajari di sekolah.
Bahkan, Apfryyadi, siswa SMA 10 Padang menuturkan bahwa salah satu
alasannya ikut bimbel yakini guna mengejar pelajaran yang kurang dimengerti di
sekolah.
Menyikapi hal ini, Bapak Bambang Sutrisno selaku Kepala
Dinas Pendidikan Kota Padang menyampaikan kekecewaannya. Menurut beliau,
keikutsertaan pelajar dalam program bimbel kurang efisien mengingat biaya yang
dikeluarkan untuk bimbel jauh lebih besar daripada biaya sekolah. Ketika
ditanyai mengenai langkah apa yang bisa dijadikan solusi untuk permasalah siswa
yang merasa kurang mengerti palajaran sekolah, beliau menyampaikan bahwa ini
bias diubah dengan mengubah pula mindset pelajar itu sendiri. “Banyak pelajar
yang kurang menghormati guru, itu bias menjadi salah satu penyebab kurang
berhasilnya proses belajar mengajar di sekolah,” kata beliau.
Beliau juga menambahkan solusi untuk permasalah ini bisa
dengan membentuk suatu kelompok belajar yang tediri dari 10 siswa terbaik di
kelasnya digabung dengan teman-teman lain yang kurang mampu atau kurang mengerti
pelajaran. Kelompok ini bisa ditambah dengan mengundang dosen dari Universitas
yang ada di kota Padang. “Dengan begitu, biaya bisa ditekan dan sekaligus dapat
membantu teman-teman lain,” ucap Bapak BAmbang pula. Mengenai program yang
dinamakan study club ini pula, rencananya Dinas Pendidikan akan
mengkomunikasiakn ke pihak-pihak terkait, diantaranya Kepala Sekolah, Wali
Murid, dan siswa sendiri.
Selain itu, menindak lanjuti permasalah adanya oknum guru
yang terkadang tidak mampu mengkomunikasiakn pelajaran dengan baik, Dinas
Pendidikan kota Padang akan melakukan semacam instrumen dimana guru yang
biasanya menilai murid, kini justru akan memperoleh penilaian dari muridnya.
“Kita akan memberi semacam kusioner kepada murid yang nantinya kusioner tersebut
dinilai oleh tim yang telah disediakan,” kata Pak Bambang. Dalam hal ini, guru
yang dirasa masih belum memperlihatkan kinerja yang cukup baik akan disarankan
untuk belajar kembali.(*)
::tulisan ini dimuat di www.inioke.com
0 komentar:
Posting Komentar