Translate

Senin, 31 Oktober 2011

Senapan Kopak, Sang Ibu Si Laras Panjang


Jika kini kita mendengar senjata api dengan nama sniper, shotgun, airsoftgun, Avtomat Kalashnikova 47, M4A1, MP 5 Navy, dan sejenis senjata api lainnya yang menggunakan teknologi tinggi, tapi dahulu di abad ke 15 sampai dengan 17 beberapa Negara Eropa menggunkan senjata api yang tak kalah canggih di masa itu. Namanya senjata kopak atau disebut juga arquebus (kadang dibaca harquebus atau hackbut). Senapaan kopak merupakan “ibu” dari senapan bedil dan berbagai senjata laras panjang lainnya.




Nah, senjata yang kini hanya menjadi pengisi museum ini dahulunya, sekitar abad ke 16 merupakan senjata elit, lho. Bayangkan saja, senjata ini biasa digunakan untuk melawan musuh yang mengunkan baju zirah lempengan baja.

Menilik sejarah penggunaannya, Senapan kopak mulai hadir dalam jumlah besar setelah Pertempuran Pavia tahun 1525. Kekalahan ksatria Perancis oleh tembakan senapan kopak Spanyol menginspirasi bangsa lain untuk menggunakan senjata tersebut. Senapan kopak juga berperan penting dalam pertempuran Cristóvão da Gama (putra Vasco da Gama) melawan pasukan Muslim di Ethiopia. Begitu pula penaklukan Hindia Belanda (julukan untuk Indonesia sebelum kemerdekaan) oleh tentara Eropa, terutama oleh pasukan VOC dari Kerajaan Belanda yang menyebabkan bertahannya penjajahan Belanda atas Hindia Belanda selama tiga setengah abad.

Melihat ketenarannya itu, sebenarnya caar pengoperasian senapan kopak memang cukup rumit. Terutama lamanya waktu yang dibutuhksn untuk pengisian peluru ke dalam moncong larasnya yang panjang. Untuk meghasilkan ledakan mesiu, senapan kopak menggunakan mekanisme pemantik, berbeda dengan mekanisme penerusnya yang menggunakan tekanan untuk meledakkan mesiu. Terdapat beberapa mekanisme picu senapan kopak, pertama dengan menggunakan pelatuk yang menyatu dengan picu berbentuk ular, disebut serpentine. Serpentine ini berada di luar senapan. Di bagian picu diletakkan tali sumbu untuk meledakkan mesiu. Sedang mekanisme kedua disebut matchlock (kunci-korek) pelatuk dan picu terdapat didalam senapan sehingga terlindungi, menggunakan pemantik yang sama dengan serpentine. Senapan kopak yang menggunakan mekanisme kunci-korek memiliki diameter laras lebih panjang daripada pendahulunya.

 Pun akurasi dan kecepatan tembak senapan kopak sangat lemah jika dibandingkan senjata busur panah. Namun, suaranya yang kuat memberi keuntungan intimidasi ke lawan, selain itu senapan kopak juga relatif mudah digunakan dan tidak memerlukan latihan seberat senjata busur panah.

Beberapa kesulitan dalam pengoperasiaanya ini membuat senapan kopak terhenti penggunaannya di Jepang sampai akhir Shogun Tokugawa oleh dekrit Shogun. Pada Pertempuran Nagashino di Jepang tahun 1575, Oda Nobunaga merevolusi taktik senapan lontak dengan memisah juru-isi dan juru-tembak dan memberikan tiga senjata lontak untuk tiap juru tembak. (Catatan Populer menyatakan ia menggunakan formasi tiga baris adalah tidak benar menurut bukti dari lokasi). Taktik demikian memberi hujan tembakan yang besar untuk mengimbangi akurasi yang buruk.

Meskipun kini senjata api telah banyak dikembangkan dengan serangkaian teknologi yang lebih cangggih, namun kita tak bisa menolak betapa besar pengaruh senapan kopak dalam perkembangan senjata laras panjang lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites