:: Cerpen ini memperoleh juara 1 Lomba Menulis Cerpen LMCE TPB IPB :-)
Ilustrasi |
Dua
buah payung besar lusuh yang masih terkatup telah ia kepitkan di ketiaknya.
Dengan hati-hati, ia berjingkat melangkahi genangan air di lubang-lubang jalan.
Beberapa helai rambutnya yang keriting kemerah-merahan jatuh di keningnya. Kaki
kanannya yang setengah lumpuh ia seret sedemikian cepat. Gadis cilik berusia
dua belas tahun itu terlihat sangat girang. Kekhawatirannya akan hujan yang tak
turun sore ini terjawab sudah.
Sepuluh menit ia berjalan sampailah
ia di pasar. Sama halnya dengan sore-sore sebelumnya, pasar tampak sibuk.
Beberapa orang yang telah menyelesaikan urusan konsumtifnya berjalan
tergesa-gesa. Tentu karena tak ingin pulang dalam keadaan basah kuyup. Pedagang
kaki lima yang berjejer di sepanjang trotoar tak kalah sigap. Mereka mulai
mengemas barang-barang dagangan mereka. Beberapa tenda mulai di lipat.
Pakaian-pakaian murah yang menggangtung di sepanjang trotoar di angkat.
Ia
berhenti sejenak, menerawang ke langit yang kian gelap. Terbayang di benakknya
sesosok perempuan ringkih yang tengah terbaring di atas dipan1 reyot di rumahnya.