Setiap sore, setelah mandi,
aku selalu berdiri di persimpangan kecil dekat rumahku. Aku tidak sendiri. Aku
ditemani oleh sepupuku. Di sana ada sebuah pendakian yang kemiringannya cukup
melelahkan untuk dilewati. Biasanya orang-orang yang mengendarai becak akan
turun dari becaknya dan mendorong becak itu sampai jalan datar. Setelah
jalannya datar beberapa meter, ada lagi sebuah penurunan yang cukup panjang.
Di
penurunan itulah letak sebuah kesenangan bagiku. Aku akan meloncat ke atasnya,
kemudian turut turun di penurunan yang bagi kami berdua cukup menggerakkan adrenaline.
Biasanya,
hal ini sangat kami nikmati. Setelah penurunan, pengemudi becak akan berkata,
“Sudah selesai. Sekarang kalian turun.”
Dengan
manis kami akan meloncat turun dan membalas, “Terima kasih, Pak. Besok numpang
lagi, ya!”